Teknologi Infrastruktur Cerdas dari Siemens untuk Smart City

Salah satu rangkaian kegiatan memperingati Hari Standar Dunia jatuh pada 14 Oktober dan Bulan Mutu Nasional (BMN) pada 10 November adalah Seminar Nasional Standardisasi pada tanggal 24- 26 Oktober di kota Makassar, Sulawesi Selatan yang mengambil tema “Standar membuat kota cerdas”. Tema ini selaras dengan tema hari standar dunia “Standard make cities Smarter”.

Sebagai salah satu mitra korporasi acara ini, Siemens yang selama ini aktif dalam kegiatan standardisasi terutama kegiatan di ISO/TC 64 bidang kelistrikan memiliki konsep kota cerdas yang berbasis digitalisasi yang dinamakan infrastruktur cerdas (intelligent infrastructure).

Barangkali masih ada orang yang mengenal Siemens dengan produk handphone-nya. Padahal, kalau kita mengenal lebih dekat perusahaan “standard oriented” yang bergerak di bidang teknologi ini mempunyai portofolio bisnis yang sangat beragam yaitu di bidang elektrifikasi, otomasi dan digitalisasi. Salah satunya adalah teknologi yang mendukung infrastruktursmart city, produk-produk Siemens sebetulnya banyak yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan infrastruktur untuk mewujudkan kota cerdas yang terintegrasi.

Head of Business Development PT Siemens Indonesia, Yoyok Suyono di Makassar (27/10/2017) mengatakan Siemens sangat mendukung terwujudnya smart city di Indonesia. Bagi Siemens, smart city bertujuan untuk menciptakan sebuah kota yang cerdas, aman dan nyaman bagi penduduknya. “Siemens membantu pemerintah kota dalam mengidentifikasi jenis teknologi yang mampu memberikan dampak positif kemudian memilih teknologi mana saja yang bisa memberikan manfaat yang baik namun masih dalam batas kemampuan kota untuk menerapkannya,” ujarnya.

Untuk mewujudkan smart city, lanjutnya, pemerintah kota perlu berkolaborasi dengan pihak-pihak swasta dan melihat lebih lanjut sejauh mana kebutuhan teknologi sebuah kota, sektor apa saja yang membutuhkan dukungan teknologi, dan yang tak kalah penting melihat sejauh mana kemampuan (penetapan anggaran) dari kota tersebut untuk mewujudkan smart city.

“Kalau kami sudah menyiapkan beberapa solusi untuk terwujudnya smart city di antaranya Smart Transport yang menyediakan solusi untuk transportasi, Smart Building yang menyediakan solusi untuk bangunan-bangunan supaya dapat digunakan secara efisien, dan Smart Energy yang dapat membantu pemerintah mewujudkan penggunaan energi secara efisien,” jelas Yoyok.

Saat ini, Siemens memang sedang fokus pada penggunaan teknologi infrastruktur perkotaan terpadu, seperti solusi terpadu untuk transportasi, hingga solusi terhadap usaha penghematan energi. Sebagai perusahaan penyedia teknologi terkemuka di dunia, solusi smart city dari Siemens dapat diaplikasikan di berbagai kota di belahan dunia.

Di Indonesia, Siemens berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Negara untuk mengembangkan sistem persinyalan proyek LRT di Palembang dalam rangka kegiatan Asian Games 2018. LRT tersebut terdiri dari 13 stasiun dengan panjang 21.5 kilometer yang menghubungkan bandara Sultan Mahmud Badarudin II dan Stadion Jakabaring. Teknologi Building Automation System (BAS) dari Siemens juga telah membantu penghematan listrik dengan kisaran hingga 15% di berbagai gedung perkantoran, perhotelan, pusat perbelanjaan, dan gedung-gedung lainnya di Indonesia.

Yoyok melanjutkan, untuk menjawab tantangan dalam urbanisasi kota secara global, Siemens mendirikan Cities Global Center of Competence (CoC) yang secara khusus menangani kebutuhan berbagai pemangku kepentingan kota dan untuk melakukan dialog terstruktur serta memberikan penilaian dengan pengambil keputusan perkotaan. CoC ini Dibangun dengan keahlian dan pengetahuan Siemens yang luas tentang infrastruktur cerdas. CoC merupakan pusat kegiatan penelitian dan pengembangan Siemens untuk merumuskan konsep-konsep perwujudan smart city di dunia.

Menurut Siemens, teknologi infrastruktur cerdas dapat secara signifikan mengungguli sistem infrastruktur lainnya – misalnya dengan mempercepat lalu lintas sebesar 20%, meningkatkan kapasitas kereta api sebesar 30%, mengurangi konsumsi daya di gedung sebesar 30% atau, dan menghemat hingga 40% pada ekspansi jaringan listrik. Bagi Siemens, penggunaan teknologi modern adalah kunci untuk membuat kota sesuai dengan masa depan. Teknologi terapan ini seharusnya tidak hanya membantu melindungi lingkungan perkotaan, tetapi juga membayar sendiri dari sudut pandang ekonomi.

Related posts

Leave a Reply