Erupsi Gunung Agung berdampak pada kunjungan pariwisata khusunya di Kota Denpasar. Dampak ini juga terjadi pada penutupan penerbangan di Bandara Ngurah Rai hingga 28 November. Kadis Pariwisata Denpasar M.A Dezire Mulyani yang ditemui Senin (27/11) di Kantor Walikota Denpasar mangatakan Erupsi Gunung Agung berdampak pada kunjungan pariwisata di Kota Denpasar. Hal ini juga diikuti dengan penutupan penerbangan di Bandara Ngurah Rai.
”Kami terus melakukan pendataan terkait kunjungan pariwisata Denpasar yang memang ada penurunan jumlah kunjungan dampak dari erupsi Gunung Agung, penanggulangan ini juga telah dibahas di Bali Tourism Board,” ujarnya. Pembahasan dampak erupsi Gunung Agung menurut Dezire juga akan dilakukan bersama Kementerian Pariwisata RI. Rencana Menteri Pariwisata Arief Yahya akan hadir di Denpasar berlokasi di Bali Tourism Board. Namun langkah-langkah penanggulangan terkait kunjungan dan kepariwisataan dalam bencanan Gunung Agung ini sebelumnya telah dilakukan Pemkot Denpasar, yang saat ini terus melakukan evaluasi langkah ke depan. Dezire juga mengatakan beberapa kunjungan wisatawan dengan rombongan besar banyak yang menunda kunjungan ke Kota Denpasar. Di samping itu wisatawan yang akan meninggalkan Denpasar melalui Bandara Ngurah Rai juga banyak yang melakukan penundaan. Tentu langkah ini juga kita telah lakukan evaluasi dan terus melihat perkembangan yang ada terkait erupsi Gunung Agung. Sesuai data Dinas Pariwisata Denpasar terkait perkembangan wisatawan yang menginap di Kota Denpasar pada tahun 2016 domestik dan mancanegara total berjumlah 625.431. Sementara pada Tahun 2017 hingga bulan Oktober jumlah wisatawan menginap sebanyak 246.106, yang mengalami penurunan sebesar 60 persen. Dezire mengharapkan kondisi ini segera pulih dan pariwisata di Kota Denpasar dapat kembali normal.
Sementara Kadis Sosial Denpasar, Made Mertajaya mengatakan Pemkot Denpasar telah siap siaga bencana erupsi Gunung Agung. Langkah yang telah dilakukan sama dengan penanganan pengungsi sebelumnya dengan tetap melakukan evaluasi disetiap posko yang ada. Dari erupsi Gunung Agung para pengungsi telah berdatangan ke Kota Denpasar. Seperti di Pokso Danau Tempe mengalami penambahan pengungsi yang sebelumnya 166 dan kali ini mencapai 188 orang. Pokso Gurita juga telah berdatangan 11 KK pengungsi, serta pendataan ini terus dilakukan. Sementara Posko Induk di Lapangan Kompyang Sujana tetap mengantispasi kedatangan para pengungsi ke Denpasar. Di lokasi Pos Induk dapat menampung 400 orang pengungsi dengan kelengkapan posko sudah disiapkan seperti tempat Mandi Cuci Kakus (MCK) telah siap, hingga perlengkapan masker juag telah disiakan bersama BPBD Denpasar. Sementara terkait logistik yang dipersiapkan Pemkot dan juga uluran tangan dari masyarakat masih mencukupi dengan langkah koordinasi dan komunikasi terus kita lakukan bersama OPD terkait seperti Dinas Kesehatan dan BPBD Denpasar. Menurut Mertajaya, sesuai arahan Walikota Rai Mantra untuk terus melakukan pendataan kepada para pengungsi baik yang di posko induk hingga posko mandiri yang ada di Kota Denpasar. ”Pada intinya Pemkot siap siaga dalam penanganan pengungsian dari erupsi Gunung Agung,” ujarnya.