Bandung (25/9) – Acceleration Infrastructure Delivery through a Better Engineering Services Project (ESP) merupakan percepatan penyiapan proyek yang berkualitas dan tepat waktu melalui penyusunan dokumen perencanaan untuk mendukung implementasi pembangunan infrastruktur air minum dan air limbah di Indonesia.
Dalam kaitan itu, untuk meningkatkan kapasitas individu agar dapat melaksanakan tugas sebagai tim teknis kegiatan ESP atau counterpart dari konsultan penyusun perencanaan proyek (Project Preparation Consultant/PPC) maka Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (BPSDM PUPR) mengadakan Pelatihan Penyusunan Study Kelayakan (FS) dan Pengadaan Lahan/Tanah (LARP) SPALD Perkotaan.
Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Edward Abdurrahman, dalam sambutan pembukaan pelatihan yang diselenggarakan di Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Rabu (25/9) menjelaskan ESP merupakan suatu kegiatan percepatan, sehingga spiritnya adalah percepatan. Kegiatan yang cukup beresiko yang ditanggung oleh Cipta Karya, karena mengalami keterlambatan. Oleh karena itu, percepatan tersebut cukup menjadi tantangan buat Cipta Karya.
ESP Ditjen Cipta Karya dilaksanakan dengan dua lingkup, yakni: 1. Penyusunan dokumen Feasibility Study (FS), Detail Engineering Design (DED), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Land Acquisition and Resettlement Plan (LARP), serta Dokumen Lelang untuk pengembangan SPAM Regional dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) Perkotaan; dan 2. Pelaksanaan kegiatan Capacity Building bagi peserta pelaku perencana di Ditjen Cipta Karya dan Pemerintah Daerah di lokasi kegiatan.
Sesuai dengan lingkup kegiatan ESP Ditjen Cipta Karya, untuk sektor air limbah direncanakan kegiatan penyusunan modul dan penyelenggaraan pelatihan, sbb: Penyusunan FS dan LARP SPALD Perkotaan; Penyusunan AMDAL; Penyusunan DED SPALD Perkotaan; Penyusunan Dokumen Lelang Jasa Konstruksi (FIDIC); Optimalisasi Biaya Pembangunan SPALD Perkotaan dengan metode Value Engineering; Skema Pembiayaan Infrastruktur SPALD Perkotaan.
Sedangkan pada Rabu (25/9) difokuskan pada Penyusunan FS dan LARP SPALD Perkotaan. Khusus untuk Optimalisasi Biaya Pembangunan SPALD Perkotaan dengan metode Value Engineering, perlu dilakukan evaluasi lebih jauh terhadap biaya dari proses-proses yang dilakukan dalam penyelenggaraan kegiatan ESP tersebut. Evaluasi disini berkaitan dengan biaya, oleh Dirjen, dan ditekankan untuk melakukan perbandingan dengan pembiayaan secara normal. “Kami berdiskusi dengan pihak ADB (Asian Development Bank -Red) ada hal yang perlu disimplifikasi, karena beberapa hal ada yang cukup memengaruhi kinerja kita dan dianggap terlambat. Ini perlu dievaluasi dua sisi, antara kinerja kita sendiri maupun ADB,” ujar Edward.
Pelatihan pertama, dengan judul Penyusunan FS dan LARP SPALD Perkotaan, sangat penting untuk diikuti dan dipahami serta dimengerti oleh seluruh peserta, karena penyusunan FS merupakan rangkaian kegiatan teknis awal dari tindak lanjut dokumen perencanaan reguler daerah, dan penyusunan dokumen pengadaan lahan/tanah (LARP) merupakan kegiatan wajib yang dilaksanakan setelah adanya alternatif SPALD yang akan dilaksanakan. Sehubungan dengan itu diwajibkan kepada para peserta pelatihan untuk mengikuti kegiatan mulai acara pembukaan ini sampai dengan penutupan.
Pelatihan Penyusunan FS dan Pengadaan Lahan/Tanah (LARP) SPALD Perkotaan dilaksanakan selama 39 jam pelajaran, berlangsung dari tanggal 25 s.d. 28 September 2019. Metode pelatihan dilakukan secara teori (Formal Learning) sebesar 30% serta diskusi dan studi kasus (Informal Learning), praktek sebesar 70%. ESP Percepat Implementasi Pembangunan Infrastruktur Air dan Limbah. (
BPSDM PUPR, BNI Syariah, Datascrip, Kominfo RI, Kemendikbud RI, Kementan RI, Kementerian PUPR, BPJS Kesehatan, Kemendagri RI, Inspirational Video, Motivational Video