Polhukam, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto meminta Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) untuk mencontoh strategi permainan sepakbola dalam membumikan kembali Pancasila di Indonesia.
Menurutnya, implementasi Pancasila dari satu kelompok masyarakat dengan kelompok lainnya bisa berbeda aplikasinya dan cara memberikan pemahamannya. Lingkungan strategiknya sudah jauh berbeda dibandingkan kondisi masa lalu.
“Kita perlu mencontoh strategi total football, jadi semua kementerian dan lembaga supaya bersama-sama bergerak melakukan sosialisasi untuk menanam kembali ideologi Pancasila yang sesuai lingkungan masing-masing. Dengan total football itu, seakan-akan semua lini akhirnya tujuannya satu, yaitu membuat gol dan menang, artinya kembali membumikan Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia,” kata Menko Polhukam Wiranto usai melakukan audiensi dengan BPIP di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Menko Polhukam mengakui dibutuhkan kerja keras untuk mengembalikan Pancasila menjadi satu ideologi bagi bangsa Indonesia dalam perilaku sehari-hari. Karena berbeda dengan masa Orde Baru, kini sistem dan masyarakatnya sudah berbeda.
“Kenapa saya katakan berat karena berbeda dengan Orde Baru dulu, sistemnya berbeda untuk membumikan itu dengan cara-cara pendidikan formal. Tapi sekarang kan sudah berbeda, masyarakatnya berbeda, generasinya juga berbeda, kemudian sistem informasinya juga sangat canggih sekarang, sehingga banyak tawaran-tawaran ideologi lain yang masuk ke Indonesia. Ini yang menjadi tugas berat kita untuk bisa membendung ideologi lain dan sekaligus memperkuat Pancasila sebagai ideologi negara yang dipahami dan dilaksanakan masyarakat,” kata Menko Polhukam Wiranto.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa Kemenko Polhukam Arief P Moekiyat mengatakan bahwa tim dari BPIP telah melaporkan sudah melaksanakan kegiatan, yakni mendorong anak-anak muda yang berprestasi dan mengembangkan dari desa-desa. Namun menurutnya, hal tersebut masih kurang karena pengaruhnya di masyarakat masih belum signifikan. Untuk itu, perlu aksi nyata di lapangan dengan simbol-simbol fisik yang akan menarik perhatian masyarakat.
“Oleh karena itu tadi saya sarankan, BPIP punya wewenang mirip seperti Kemenko Polhukam, yaitu mengkoordinasikan, mensinkronkan dan mengendalikan bidang ideologi Pancasila, karena itu jangan ragu untuk mengundang seluruh kementerian dan lembaga yang ada bahwa kita harus punya bahasa yang sama yaitu Pancasila,” kata Arief.
Hadir dalam pertemuan tersebut Plt. Kepala BPIP Prof. Dr. Hariyono, Sestama BPIP Dr. Drs. Karjono, Asdep Koordiasi Wawasan Kebangsaan Kemenko Polhukam Cecep Agus Supriyanta, Deputi Pengkajian dan Materi BPIP Prof. Dr. FX Adji Samekto, Deputi Pendidikan dan Pelatihan BPIP Dr. Baby Siti Salamah, Deputi Pengendalian dan Evaluasi BPIP Dr. Rima Agristina, dan Plt. Direktur Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Marsudi Sarwono.
CAKAP, Qlue, Huawei, UPH, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, BPSDM PUPR RI, Kemenlu RI, BPJS Kesehatan, KKP RI, Kemen Polhukam RI, Inspirational Video, Motivational Video,