Jakarta, 1 Desember 2018. Perekonomian saat ini digerakkan oleh ekonomi kreatif yang menempatkan kreativitas sebagai salah satu aset utama. Generasi milenial mengambil bagian paling besar sebagai pekerja kreatif. Data mencatat pada 2017 sumbangan devisa dari pekerja kreatif mencapai US$ 21,5 miliar, pemerintah memperkirakan pada 2018 ini kontribusinya akan meningkat menjadi US$ 22,6 miliar.
Sejalan dengan itu, tuntutan kebutuhan ruang kerja yang dapat mewadahi para pegiat startup, freelancer, dan millennials juga mulai meningkat. Coworking space atau ruang kerja bersama kini hadir sebagai solusi untuk menjawab kebutuhan para pekerja kreatif yang semakin beragam agar bekerja secara efektif dan efisien.
Hasil survey dailysocial.id dengan JakPat dari 1.617 responden pengguna smartphone di Pulau Jawa dan Bali menyatakan bahwa sebanyak 67% responden sudah mengenal coworking space. Sebanyak 82% mengatakan bahwa coworking space adalah tempat untuk bekerja dan 55% mempersepsikan sebagai ruang komunitas.
Sebanyak 90% responden mengatakan kini bekerja bisa dilakukan di coworking space, bekerja tidak hanya di gedung perkantoran saja. Sebagian besar individu atau startup yang memilih coworking space menjadi tempat kerjanya adalah pekerja yang bergerak di bidang kreatif atau digital.
Ada beberapa faktor penting yang dibutuhkan dalam menentukan coworking space. Mayoritas responden mengatakan bahwa lokasi adalah faktor terpenting, sedangkan beberapa faktor pendukung lainnya adalah fasilitas yang disediakan, biaya sewa dan lingkungan coworking space.
Berbagai kondisi termasuk pola bekerja yang saat ini semakin kompleks, menciptakan kebutuhan bekerja yang tidak harus datang ke kantor dan hal tersebut menjadi pilihan utama di kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Menjawab tantangan kebutuhan tersebut, Kolega Coworking Space menjadi salah satu coworking space yang akan menggandeng para pekerja kreatif untuk terus berkembang.
Rafi Rachmanzah Hiramsyah, Founder Kolega Coworking Space mengatakan, “Efektivitas, efisiensi, dan kecepatan menjadi fokus utama dalam dunia kerja. Dengan kondisi kemacetan tinggi di kota besar seperti kota Jakarta dan Bandung, coworking space menjadi pilihan yang mendukung hal tersebut sehingga tidak harus bertemu lagi satu sama lain di dalam kantor.”
Dengan prinsip dan nilai tersebut, Kolega Coworking Space menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk meningkatkan profesionalisme para milenials pekerja kreatif. Ke depannya diharapkan mampu memenuhi kebutuhan industri dan dapat bersaing dalam menggaet pasar di dalam maupun luar negeri. “Untuk itu kami melakukan kolaborasi dengan para institusi yang telah established dan tenaga ahli terkait sehingga memungkinkan beberapa jenis pelatihan, workshop, pendampingan dan pembinaan diberikan tanpa beban biaya bagi para startups.” tambah Rafi.
Kolega Coworking Space (Kolega) didirikan pada tahun 2015. Dalam rentang waktu tiga tahun Kolega telah memiliki komunitas sekitar 8.000 orang dengan 800 anggota aktif. Dalam perkembangannya, saat ini Kolega sudah memiliki 9 cabang yang tersebar di Jakarta dan Bandung di lokasi-lokasi strategis, seperti di Equity Tower SCBD, Senopati, Tebet, Kuningan dan Kemang. Kolega mewadahi kebutuhan para pekerja kreatif sehingga mampu bekerja secara efektif dan efisien serta memfasilitasi untuk saling berkolaborasi. Kolega menerapkan prinsip-prinsip lokal dan mengedepankan nilai #BerangkatDariTeman dan #GotongRoyong.
Sementara itu menurut Co-Founder Kolega Coworking Space, Adli Sudjatmiko, bahwa generasi milenial sangat memilih menjalani pekerjaan yang dapat membuat mereka bahagia. “Jika ada kebahagiaan dalam bekerja, maka seseorang akan merasa menjadi orang yang berguna. Dengan coworking space menjadi tidak ada lagi time table. Kami juga memberikan workspace yang cukup sehingga bisa menggunakan laptop dalam bekerja.”