Belajar Konservasi Bersama Generasi Muda Indonesia Di Lorelindu

Palu, 17 Januari 2018 – Tambora, jaringan konservasionis muda Indonesia yang didirikan pada bulan Desember 2015, dan Tangkasi, komunitas konservasionis muda di Sulawesi Tengah, bersama Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) melaksanakan kegiatan conservation camp di Telaga Tambing/Kalimpaa selama 11 hari mulai tanggal 9 s.d 20 Januari 2018. Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas diri para peneliti dan praktisi muda Indonesia untuk pelestarian biodiversitas Indonesia ini diikuti oleh 14 peserta yang berasal dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jogjakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Papua dan Sulawesi Tengah.

Kegiatan ini dilepas oleh Plt. Kepala Balai Besar TNLL, Dedy Asriady, S.Si., MP. dan Kepala Bagian Tata Usaha BBTNLL, Ir. Periskila Sampeliling, M.Si. Dalam acara pelepasan yang berlangsung di Kantor Balai Besar TNLL beliau menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang mengikuti acara yang berlangsung di kawasan TNLL. Selain mendapatkan pelatihan dan pendidikan tentang ilmu dan teknologi konservasi peserta juga diharapkan menjadi agen penyebaran informasi dan promosi tentang potensi dan keunikan kawasan konservasi yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah.

Baca juga  Gelar Qurbanku Hasanahku, BNI Syariah Salurkan Lebih Dari 450 Hewan Kurban Menyambut Idul Adha 1440 H

Kepala Bidang Pengelolaan TN Wilayah III, Ir. Suprihatna, dalam paparan singkatnya di lokasi camping menyampaikan informasi seputar TNLL mulai dari sejarah pembentukan, potensi jasa lingkungan, sampai potensi keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Pada kesempatan yang sama, ketua panitia kegiatan menyampaikan paparan tentang visi dan misi Tambora dan Tangkasi dalam mendukung upaya konservasi biodiversitas yang harus dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu.

Dalam pelaksanaan kegiatan kemah konservasi ini, peserta akan mendapat pelatihan tentang (1) pengenalan rancangan penelitian dalam bidang konservasi, ekologi dan sosial, (2) metode pengambilan data lapangan dan analisis data, (3) rancangan mini research dan analisisnya (kalelawar, burung, dan mamalia besar), (4) pemasangan camera trap dan analisisnya, (5) analisis vegetasi, (6) survei sosial, (7) pengantar penulisan ilmiah, (8) pengantar GIS, dan (9) pendidikan konservasi.

Baca juga  Surabaya Bersaudara Dengan Liverpool

Pada kesempatan ini juga seluruh peserta berkesempatan untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana membentuk lembaga non-profit dan penerapan ilmu konservasi, tips dan trik untuk mendapatkan beasiswa studi master dan doktor di dalam dan luar negeri, membuat CV dan personal statement, menulis dan mem-publish jurnal ilmiah, dan peluang karir di dunia konservasi.