Awali Tahun 2018, Mendag: Perkuat Perdagangan Dalam Negeri dan Tingkatkan Ekspor

Jakarta, 4 Januari 2018 – Sejumlah capaian berhasil diraih Kementerian Perdagangan di tahun 2017.
Tiga hal yang menjadi mandat Presiden Joko Widodo tetap menjadi fokus utama Kemendag, yaitu
menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok (bapok) serta mengutamakan
penyerapan dalam negeri, meningkatkan ekspor dan menjaga neraca perdagangan, dan
membangun/merevitalisasi pasar rakyat.

“Kemendag terus menunjukkan komitmennya mewujudkan Nawacita. Kami terus bekerja keras dan
fokus pada tiga mandat Presiden Joko Widodo untuk memperkuat perdagangan dalam negeri melalui
stabilisasi harga dan revitalisasi pasar rakyat, serta meningkatkan ekspor,” kata Menteri Perdagangan
Enggartiasto Lukita saat memberikan keterangan persnya usai acara silaturahmi Tahun Baru 2018, hari
ini, Kamis (4/12) di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.
Di dalam negeri, Kemendag berhasil mengendalikan harga bapok. “Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS), inflasi bahan makanan khususnya selama puasa (0,86%) dan Lebaran 2017 (0,69%)
tercatat paling rendah dalam enam tahun terakhir. Sama halnya dengan inflasi bahan makanan di
tahun 2017 yang tercatat paling rendah dalam enam tahun terakhir, yaitu sebesar 1,26%,” ungkap
Mendag.

Capaian ini diperoleh dengan berbagai upaya. Beberapa diantaranya yaitu, melalui penetapan regulasi
Harga Eceran Tertinggi (HET) atas sejumlah bahan pokok, yaitu beras, gula pasir, minyak goreng, dan
daging sapi beku. Khusus untuk beras, HET-nya ditetapkan berdasarkan wilayah dan jenisnya. Dalam
penerapan kebijakan ini, Kemendag merangkul para produsen dan pelaku usaha bapok untuk
menentukan HET dan melaporkan ketersediaan stok di gudang secara transparan.

Upaya ini diikuti dengan melakukan pantauan dan pengawasan di 10 pasar induk, 165 pasar rakyat
pantauan Kemendag, dan 198 pasar rakyat pantauan BPS. Kemendag bersama-sama
Kementerian/Lembaga terkait seperti Polri, KPPU, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian
Pertanian, dan Bulog bergabung membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pangan untuk memantau stabilitas
harga bapok. Kemendag bersama Perum Bulog juga menggelar operasi pasar guna mengantisipasi
lonjakan harga menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan Tahun Baru.

Untuk mengurangi disparitas harga antara Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian timur, pada
tahun 2017 dilakukan penambahan rute gerai maritim menjadi 13 rute dari sebelumnya hanya 6 rute.
Gerai maritim merupakan penyangga stok barang kebutuhan pokok.

Selain itu, Kemendag juga mendukung program kemitraan antara ritel modern dan warung tradisional
untuk mengurangi disparitas harga pasokan diantara keduanya. Melalui program ini diharapkan
warung bisa membeli barang dengan harga yang sama dengan ritel modern.

Upaya untuk mencapai target revitalisasi 5000 pasar rakyat juga terus dilakukan. Tahun 2017,
Kemendag membangun/merevitalisasi 909 pasar rakyat, yang terdiri dari 246 pasar melalui dana tugas
pembantuan dan 618 pasar melalui Dana Alokasi Khusus APBN, serta 45 pasar melalui anggaran
Kementerian Koperasi dan UKM. Dengan demikian, sejak tahun 2015, Kemendag telah membangun
/merevitalisasi pasar rakyat sebanyak 2.715 unit.

Baca juga  Pelatihan Tata Persuratan Dan Kearsipan Tingkatkan Kompetensi Administratif Pengurus Kearsipan

Sedangkan untuk tahun 2018, Kemendag menargetkan pembangunan pasar rakyat sebanyak 1592 unit,
yang terdiri dari 267 pasar melalui dana TP dan 1275 pasar melalui DAK, ditambah dengan 50 pasar
dari anggaran Kemenkop UKM. Adapun anggaran yang dialokasikan mencapai Rp 5,50 triliun.

Kemendag juga mengamankan pasar dalam negeri, melalui pengawasan barang beredar melalui
pengawasan prapasar (registrasi produk yang telah diberlakukan kewajiban SNI) dan pengawasan di
pasar secara intesif. Pada tahun 2017, melalui Direktorat Jenderal PKTN telah dialksanakan
pengawasan terhadap 582 barang. Pengawasan meliputi 150 barang berdasarkan parameter SNI, 255
barang berdasarkan parameter label Bahasa Indonesia, dan 177 barang berdasarkan parameter
Manual Kartu Garansi (MKG).

Khusus untuk parameter SNI, pengawasan juga dilakukan di gudang importir. Dari 150 barang,
ditemukan 89 barang sesuai persyaratan SNI; 47 barang tidak memenuhi ketentuan SNI; dan 14 barang
masih dilakukan pengujian. Sementara itu dari 255 barang hasil pengawasan label Bahasa Indonesia,
terdapat 189 barang yang telah memenuhi ketentuan dan 66 barang belum memenuhi. Adapun dari
177 barang hasil pengawasan MKG, terdapat 119 barang yang memenuhi ketentuan dan 58 barang
masih belum memenuhi ketentuan.

Sementara itu, intensifikasi tertib ukur dilakukan dengan menetapkan predikat 6 Daerah Tertib Ukur
(DTU) dan 267 Pasar Tertib Ukur (PTU) di 102 Kabupaten/Kota di wilayah kerja Balai Standardisasi
Metrologi Legal (BSML) Regional I, II, III, dan IV.

Pada tahun 2017, terdapat 119 penyelenggaraan lelang komoditas dengan nilai transaksi tercatat
Rp 254 miliar atau menurun sekitar 8,43% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang
sebesar Rp 277,41 miliar.

Sementara itu, pada tahun 2017, Resi Gudang yang diterbitkan mencapai 164 Resi dengan volume
barang sebesar 3.277,18 ton dan nilai transaksi sebesar Rp 26,80 miliar. Jika dibandingkan dengan
tahun 2016, terjadi penurunan baik jumlah Resi Gudang yang diterbitkan (34%) volume barang (49%)
serta nilai transaksi SRG (37%). Berdasarkan hasil evaluasi, faktor signifikan penyebab turunnya kinerja
SRG dalam tiga tahun terakhir adalah faktor cuaca yang menyebabkan di beberapa daerah yang selama
ini aktif dalam implementasi SRG mengalami kemarau basah. Kondisi ini mengakibatkan musim panen
yang tidak bersamaan (tidak ada panen raya) sehingga harga komoditas (khususnya komoditas pangan)
cenderung stabil bahkan tinggi.

Baca juga  Sesmenpora Penuhi Panggilan Penyidik Bareskrim Polri Terkait Pengaturan Skor Sepakbola

Pada tahun 2017, proses bisnis yang ada di Bappebti sebagian besar sudah menggunakan teknologi
informasi, seperti layanan perizinan online, penyampaian laporan keuangan pelaku usaha PBK online
(e-reporting), penyebarluasan informasi harga, dan pengawasan transaksi. Salah satu aplikasi
pengawasan yang diluncurkan pada 2017 adalah Sistem Pengawasan Tunggal Transaksi Sistem
Perdagangan Alternatif (SPTT-SPA) yang merupakan sistem pengawasan secara online terhadap
transaksi Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) yang bertujuan mengantisipasi secara dini kemungkinan
terjadinya Market Fraud dan Financial Fraud dalam transaksi SPA.

Dari sektor e-dagang, Mendag berhasil menolak perpanjangan moratorium pengenaan bea masuk atas
barang-barang (fisik maupun digital) yang ditransaksikan melalui e-dagang. Penolakan ini disampaikan
pada Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) ke-11 di Buenos Aires,
Argentina yang berlangsung 10-13 Desember 2017. Dalam pertemuan itu, Indonesia hanya
menyepakati pembebasan biaya jaringan transmisi elektronik barang-barang tersebut.
“Ini merupakan upaya agar pelaku bisnis konvensional, terutama UKM, memiliki kesempatan bersaing
dari segi harga,” ujar Mendag.

Kinerja Ekspor Lampaui Target

Capaian kinerja ekspor 2017 melampaui target. Nilai ekspor Indonesia tahun 2017 diproyeksikan
sebesar USD 170,3 miliar, atau meningkat sebesar USD 145,2 miliar dibandingkan tahun lalu. Nilai ini
terdiri dari ekspor migas sebesar USD 15,50 miliar dan ekspor nonmigas USD 154,80 miliar. Ekspor
nonmigas pada Januari-Desember 2017 (YoY) diproyeksikan tumbuh sebesar 17,20% dan merupakan
pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2012. Sementara itu, ekspor pada tahun 2018 ditargetkan tumbuh
sebesar 5%-7%.

Untuk meningkatkan kinerja ekspor, selain menyasar pasar tradisional seperti China, Jepang, Amerika
Serikat, dan Eropa; Kemendag terus melakukan penetrasi pasar ekspor ke negara-negara
nontradisional. Kemendag secara serius meningkatkan perdagangan di kawasan Afrika dengan Afrika
Selatan, Nigeria, dan Mesir, salah satunya dengan melakukan misi dagang. Sedangkan di kawasan
Amerika Latin, Kemendag masuk melalui Chile dengan menyelesaikan Kesepakatan Kerja Sama
Ekonomi Indonesia-Chile (IC CEPA) dan misi dagang. Pada misi dagang di kawasan Afrika dan Amerika
Latin tersebut, Kemendag sukses menghasilkan total transaksi sebesar USD 3,6 miliar.

Sementara itu, penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-32 yang berlangsung di bulan Oktober
2017 dengan lokasi penyelenggaran yang baru, berhasil mencatatkan transaksi USD 1,41 miliar. Jumlah
ini meningkat 37,36% dibandingkan TEI ke-31. Pada tahun 2017 ini pulalah TEI ke-32 berhasil
diselenggarakan dengan tampilan barunya yang merupakan hasil sinergi bersama pihak swasta, tanpa
menggunakan APBN. TEI 2017 sukses menarik 27.711 pengunjung dari 117 negara, atau naik 78%
dibandingkan tahun 2016 dengan jumlah pengunjung sebanyak 15.567 orang.

Baca juga  Dimulai hari ini, Partisipasi dan Dukungan Masyarakat Tentukan Keberhasilan Vaksinasi Covid-19

Perundingan perdagangan internasional tahun 2016 juga telah mencatatkan beberapa capaian.
Keempat perundingan regional tersebut adalah ASEAN-Hong Kong Free Trade Agreement (FTA),
ASEAN-Hong Kong Investment Agreement, Protokol Perubahan Persetujuan ASEAN-Japan
Comprehensive Economic Partnership (AJCEP), dan Protokol Amandemen ASEAN Comprehensive
Investment Agreement (ACIA).

Dalam lingkup kerja sama bilateral, perundingan yang telah selesai adalah Indonesia-Chile
Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan perjanjian perdagangan IndonesiaPalestina.
Indonesia-Chile CEPA menghapus bea masuk ke Chile menjadi 0% untuk 7.669 pos tarif Chile.
Jumlah ini mencakup 94,5% nilai ekspor Indonesia ke Chile tahun 2016. Chile juga memberi
pengurangan tarif hingga 50% terhadap 199 produk Indonesia lainnya.

Indonesia dan Palestina juga telah menandatangani nota kesepahaman berupa penerapan bea masuk
sebesar 0% bagi kedua negara. Penerapan bea masuk 0% untuk produk Palestina dimulai dengan
kurma dan minyak zaitun. Di sisi lain, Palestina akan menyerahkan daftar produk-produk yang perlu
diimpor dari Indonesia dan Palestina akan menerapkan bea masuk yang sama sebesar 0%.

Indonesia akan kembali melanjutkan enam perundingan di tahun 2018. Perundingan-perundingan
tersebut adalah antara lain Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement
(CEPA), Indonesia-European Free Trade Association FTA, Indonesia-European Union CEPA, IndonesiaIran
Preferential Trade Agreement (PTA), Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), dan
Indonesia-Malaysia Border Trade Agreement (BTA).

Indonesia juga akan menyelesaikan review Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement,
Indonesia-Pakistan PTA, Masyarakat Ekonomi ASEAN, ASEAN-Australia-New Zealand FTA, dan ASEANIndia
FTA di tahun 2018 ini.

Tahun ini Indonesia telah memulai perundingan Trade in Goods (TIG) dengan Turki. Terdapat beberapa
PTA yang juga telah dimulai yaitu dengan Nigeria, Sri Lanka, dan Banglades. Tahun ini juga terdapat
Indonesia-Eurasia CEPA yang telah dimulai.
Di tahun 2018, akan ada beberapa perundingan bilateral dan satu perundingan regional yang diinisiasi.
Perundingan bilateral tersebut adalah TIG dengan Peru; PTA dengan Kenya (East African
Community/EAC), Mozambik, Afrika Selatan (South Africa Custom Union/SACU), dan Maroko; serta
CEPA dengan Culf Cooperation Council (GCC). Sementara itu perundingan regional adalah ASEANKanada
FTA.

Anggaran Kemendag 2018

Pada 2018, Kemendag mengalokasikan anggaran sebesar Rp 3,5 triliun. “Anggaran Kementerian
Perdagangan masih akan memberikan prioritas pada sektor perdagangan dalam negeri guna
mewujudkan Nawacita yaitu menjaga stabilisasi harga dan menjamin ketersediaan stok barang
kebutuhan pokok, dan membangun/merevitalisasi pasar rakyat,” pungkas Mendag.