Antisipasi Meluasnya Kebakaran Lahan, Manggala Agni Lakukan Pemadaman Dini

Jakarta,12 Februari 2018 – Manggala Agni, Brigade Pengendalian Karhutla KLHK, melakukan kegiatan pemadaman pada beberapa wilayah rawan karhutla, yaitu Riau dan Kalimantan Barat (12/02/2018). Manggala Agni Daops Siak bersama dengan Masyarakat Peduli Api (MPA), Koramil, dan Polsek Bukit Batu melakukan pemadaman di perbatasan Desa Kampung Jawa, Kecamatan Sei Pakning, Kabupaten Bengkalis seluas 1 Ha.

Sedangkan Manggala Agni Daops Dumai melakukan pemadaman di Jalan Batu Bintang Kelurahan Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur seluas ± 1,5 Ha. Pemadaman yang dilaksanakan bersama dengan Bhabinkamtibmas POLRI dan masyarakat ini di dominasi bahan bakaran berupa ilalang, pohon akasia, dan serasah. Sampai dengan saat ini pemilik lahan masih dalam pemeriksaan Polsek Dumai Barat.
Begitu juga dengan Manggala Agni Daops Pekanbaru melakukan pemadaman seluas 1,5 Ha di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Kejadian kebakaran ini dapat diatasi Manggala Agni dengan cepat karena berada di lahan mineral/ non gambut serta didukung topografi lahan yang landai.
Lain halnya dengan di Kalimantan Barat, Manggala Agni Daops Ketapang melakukan pemadaman kebakaran di lahan gambut dengan luas ±5 Ha. Informasi kejadian di Dusun Wonosari, Desa Banjar Sari ini berasal dari warga sekitar. Lahan yang terbakar didominasi bahan bakaran yang berasal dari tumbuhan pakis dan akasia.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK, Raffles B. Panjaitan menjelaskan bahwa Manggala Agni berupaya melakukan pemadaman awal sebelum api membesar.
“Dalam upaya penanggulangan karhutla, Manggala Agni di Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Riau juga sudah melakukan koordinasi dengan satgas karhutla di lapangan “, sambung Raffles.
Sementara pantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK pada Minggu (11/02/2018) pukul 20.00 WIB, mencatat terdapat 1 titik hotspot yang terpantau satelit NOAA-19 Provinsi Sulawesi Utara, dan Satelit TERRA-AQUA (NASA) menunjukan 12 titik hotspot di Provinsi Kalimantan Barat 10 titik, Bangka Belitung 1 titik, dan Kepulauan Riau 1 titik.
Sampai dengan 11 Februari 2018, pantauan Satelit NOAA-19 mencatat jumlah hotspot sebanyak 81 titik di seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2017 jumlah hotspot sebanyak 140 titik. Terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 59 titik atau 42,14%.
Sedangkan berdasarkan pantauan satelit TERRA-AQUA (NASA) confidence level 80% terpantau sebanyak 187 titik, pada periode yang sama tahun 2017 jumlah hotspot sebanyak 138 titik. Terdapat kenaikan jumlah hotspot sebanyak 49 titik atau 35,51%.