UGM Lepas Liarkan Ribuan Ikan Sidat

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM melepasliarkan ribuan ekor ikan sidat (Anguilla Sp.) di berbagai sungai di DIY.

“Sebanyak 160 kg sidat muda dengan ukuran rata-rata 20 gram per ekor kita lepasliarkan di sungai-sungai DIY,” terang Ir. Sukardi, M.P., dosen Departemen Perikanan UGM, dalam rilis yang diterima Kamis (12/4).

Sukardi mengatakan pelepasliaran ikan sidat atau yang dikenal dengan nama Pelus oleh masyarakat Jawa ini merupakan bagian dari upaya menjaga dan pengkayaan populasi. Sebab, keberadaan ikan ini semakin sulit ditemukan di alam karena populasinya semakin menurun.

Penurunan populasi ikan sidat ini, dikatakan Sukardi, disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari penangkapan yang semakin intensif, penurunan kualitas habitat tempat hidup, hingga banyaknya bendungan atau bangunan melintang sungai yang merupakan jalur migrasi sidat.

Baca juga  Tiga Mahasiswa MIPA Kembangkan Bahan Pemercepat Produksi Biodiesel

Sidat merupakan salah satu jenis ikan katadromus hidup di dua perairan. Ketika usia muda sampai dewasa hidup di sungai (air tawar. Selanjutnya, saat akan berkembang biak sidat turun ke laut karena larvanya hidup di air asin.

“Sampai saat ini ikan sidat belum dapat dikembangbiakan sehingga benihnya masih sangat tergantung dari alam,”jelasnya.

Persoalan tersebut mendorong Departemen Perikanan UGM bekerja sama dengan PT. Iroha Sidat Indonesia melakukan pelepasliaran sidat pada 9-10 April 2018 di sejumlah sungai Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo. Pelepasliaran di Kabupaten Bantul dilakukan di empat lokasi, yakni bendungan Blawong, bendungan Puton, bendungan Bendo, dan bendungan Tegal. Sementara di Kabupaten Kulon Progo masing-masing dilakukan di sungai Progo desa Salamrejo, bendung Jelok Sentolo, Sungai Serang masing-masing di desa Clereng dan Secang.

Baca juga  AMD Lampaui Target Enam Tahun Dalam Peningkatan 25 Kali Lebih Besar Efisiensi Energi Prosesor Mobile

“Pelepasliaran sidat kali ini merupakan tahun ketiga yang sudah kita laksanakan,”tuturnya.

Sukardi menyampaikan pelepasliaran dilakukan untuk pengkayaan populasi sehingga diharapkan sidat yang telah dilepas tidak ditangkap terlebih dahulu. Hal ini sebaiknya dilakukan agar sidat yang dilepas dapat menjadi induk dan menghasilkan anakan yang lebih banyak.

Dalam kesempatan itu, Direktur PT. Iroha Sidat indonesia, J. Soetanto dan Ir. Sukardi, M.P. perwakilan dari UGM menyerahkan secara simbolis ikan sidat kepada masyarakat dan melakukan pelepasliaran bersama-sama.

Direktur PT. Iroha Sidat Indonesia, J. Soetanto, mengatakan akan terus meningkatkan kerja sama dengan UGM dan berbagai pihak untuk terus berupaya mengembalikan populasi sidat di alam. Hal ini telah menjadi komitmen dari perusahaan dalam upaya menjaga kelestarian keanekaragaman hayati, terutama ikan sidat.