Siswa JIS Kolaborasi dengan Darbotz, Seniman Mural Art Kenamaan Tanah Air Untuk Dorong Eksplorasi Kreativitas

JAKARTA, 9 April 2018 – Hari ini, lebih dari 30 siswa/i sekolah menengah dan menengah atas JIS berkolaborasi dengan salah satu seniman kenamaan tanah air dan dunia bernama Darbotz, melalui workshop seni lukis dinding (Mural Art). Dalam acara ini, para siswa/i JIS secara bersamaan melakukan sketsa dasar yang diinspirasi oleh filosofi Batik JIS di atas tembok sepanjang 2,54 x 15,3 meter. Sebagai sentuhan akhir, Darbotz memberikan goresan khasnya menyatu dengan karya mereka.

Kolaborasi antara Darbotz dan siswa JIS dilaksanakan dengan tujuan agar siswa/i JIS memiliki pengalaman langsung berinteraksi, memahami cara pandang dan mempelajari bagaimana proses seorang seniman, yang secara konsisten fokus mengembangkan minatnya, menghasilkan sebuah karya seni visual art.

Sebagai seniman ternama Indonesia, Darbotz dapat dikenali dari goresan khas karakter Cumi-Kong-nya berwarna hitam dan putih. Para siswa dapat mengamati teknik melukis mural yang Darbotz terapkan ke dalam ratusan karyanya yang dapat ditemukan di berbagai sudut kota Jakarta, gedung dan bangunan, hotel seperti Artotel Thamrin dan Maple Hotel Grogol serta pameran seni manca negara.

Jason Maddock, guru Seni Visual sekolah menengah JIS yang juga penggagas acara ini, mengatakan “Seni lukis dinding atau mural art adalah sebuah medium seni yang sangat relevan dengan karakter siswa/i JIS. Metodenya sangat fleksibel dan dapat dilakukan kapan saja inspirasi itu datang.” Menurut Jason, karya seni Darbotz sangat Indonesia, mudah dipahami dan menyenangkan. Tiga unsur yang memiliki banyak kesamaan dengan desain Batik JIS.

Baca juga  Penjelasan Perpindahan Posko Pelayanan dan Penanganan Penerbangan JT-610

Sedangkan menurut pengakuan sang seniman, “Saya merasa senang mendapat kesempatan berkolaborasi dengan siswa JIS. Karena saya ingin berbagi dengan mereka dan semua seniman muda agar tidak mudah putus asa, konsisten serta menikmati proses pembentukan diri menjadi seorang seniman. It’s all about having fun.” kata Darbotz.

“Di awal karir saya sebagai mural artis, saya sangat kagum dan banyak mendapat inspirasi dari gaya hidup luar negeri yang dibawa oleh anak — anak JIS ke Indonesia, salah satunya seni lukis dinding atau graffiti. Dan hari ini saya ada di JIS untuk berbagi pengalaman bagaimana saya melewati proses itu semua.” ungkap Darbotz.

Sesuai dengan nama sekolah ini, pengenalan seni modern dan budaya Indonesia secara langsung dapat menumbuhkan rasa cinta siswa untuk memberikan kontribusi terbaik untuk lingkungan sekitar/terdekat dan meningkatkan kepeduliannya terhadap dunia dimana dia tinggal. Hal ini sejalan dengan misi sekolah yang memiliki siswa lebih dari 70 kebangsaan ini untuk mempersiapkan setiap siswanya menjadi warga “terbaik bagi dunia”.

Baca juga  Terowongan Nanjung Akan Kurangi Luas Kawasan Banjir di Cekungan Bandung

Di workshop kali ini siswa dapat belajar menjadi Resilient, “Siswa bisa melakukan dan belajar dari kesalahan lalu berproses bagaimana cara mengatasi kesalahan tersebut. Cara berpikir seperti itu yang ingin kami tanamkan ke setiap anak didik kami.” kata Jason.

Sebelum ini, JIS mendapat kehormatan untuk menyambut kedatangan beberapa tokoh seniman terkemuka Indonesia seperti penulis drama dan sutradara Putu Wijaya, artis keramik kenamaan Bregas Harrimardoyo, dalang tingkat dunia Ki Purbo Asmoro serta seniman dan peraih beasiswa khusus seni pertunjukan Bali I Wayang Dibia untuk berkolaborasi dengan guru – guru JIS mengadakan rangkaian workshop seni khusus untuk para siswa.

Mengenai Jakarta Intercultural School

Jakarta Intercultural School (JIS), sebuah Yayasan non-profit di bidang pendidikan, didirikan oleh staf PBB pada tahun 1951. Para pelopor ini memperkenalkan pendidikan sekolah dalam bahasa Inggris yang dibutuhkan oleh anak-anak para ekspatriat di Republik Indonesia yang baru saja merdeka. Sejak awal pendiriannya, identitas international sekolah ini jelas. Pada awalnya, sekolah ini dinamai the Joint Embassy School (J.E.S.) untuk menghormati Kedutaan Besar pendiri yaitu Inggris, Amerika, Australia dan (pada saat itu) Yugoslavia. Sekitar satu dekade kemudian, di tahun 1978, J.E.S berubah nama menjadi Jakarta International School dan di tahun 2014, Jakarta Intercultural School.

Baca juga  Dukung Ketahanan Pangan, Kementerian PUPR Bangun Bendung Gerak Sembayat dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Kabupaten Lamongan

Saat ini, seiring dengan tingginya ekspektasi akan standar pendidikan yang baik, berorientasikan hasil, dan proses belajar dan interaksi budaya yang partisipatif di mana siswa ditantang untuk mengembangkan keunggulan pribadi dalam segala hal, JIS membantu setiap anggota komunitas untuk menjadi yang terbaik bagi dunia.

Memasuki tahun ke-65 JIS, kami memberikan apresiasi kepada setiap pelajar yang perjalanan hidupnya turut memperkaya kehidupan kami. Dengan 2.400 siswa, lebih dari 250 pengajar dan alumni serta orang tua yang tak terhitung jumlahnya, yang setiap harinya memberikan kontribusi tak ternilai pada warisan sekolah dan dunia di sekeliling kita, kami terdorong untuk terus semangat, dan dengan segala kerendahan hati termotivasi untuk terus belajar demi masa depan tanpa batas bagi siswa-siswa kami.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi https://www.jisedu.or.id/

Instagram : @jakartainterculturalschool
Twitter : @JISofficial
Facebook : JIS Jakarta Intercultural School
YouTube : Jakarta Intercultural School