Kampus Afrika Barat Berebut Kerja Sama dengan Universitas Brawijaya

Senegal – Universitas Brawijaya (UB) kini menjadi rebutan kerja sama oleh kampus-kampus di Afrika Barat. Dua kampus setidaknya telah teken MoU kerja sama dengan UB yang kini sedang dalam tahap pelaksanaan.

Delegasi UB yang diwakili oleh Prof. Ifar Subagiyo, Kepala Kantor Internasional UB, dan Prof. Marjono, Liaison Officer Kantor Internasional UB, pada 15-19 Januari 2018 telah melakukan kunjungan ke Gambia dan Senegal dalam rangka memperkuat kerja sama dan menindaklanjuti MoU kerja sama yang telah ditandatangani pada tahun 2017.

Di Senegal, delegasi UB bertemu dengan salah satu kampus swasta terbesar di Senegal, Institut supérieur de management (ISM)-Dakar (18/01). Dalam pertemuan dibahas sejumlah area kerja sama yang ke depannya akan dijajaki yaitu program sandwich atau exchange program dalam program studi bisnis, manajemen, ekonomi dan hubungan internasional.

Selain itu, kedua kampus juga membahas mengenai kolaborasi dalam program PhD. Melalui kemitraan ini, UB diminta untuk membantu menghidupkan kembali program Ph.D yang dulu sempat ada di ISM.

Demand untuk program Ph.D sangat tinggi di ISM, banyak profesor dari mancanegara yang datang, biayanya juga cukup tinggi, namun Pemerintah belum berikan otorisasi kepada ISM untuk buka program Ph.D,” ungkap Dr. Daniel Bitty yang pernah menerima tiga beasiswa dari Indonesia.

Baca juga  Survei Membuktikan Garda Oto Merek Terbaik Pilihan Pelanggan

Dr. Daniel Bitty yang kini menjabat sebagai Direktur Kerja Sama Internasional ISM dan Institut Afrika-Asia berharap kerja sama di program Ph.D akan menjadi projek jangka panjang kedua belah pihak. Saat ini ISM sedang fokus mendatangkan pengajar dari Indonesia untuk mengajar kelas Bahasa Indonesia di ISM yang pesertanya tiap tahun semakin banyak.

Dubes RI Dakar, Mansyur Pangeran, yang turut hadir dalam pertemuan mengatakan KBRI Dakar akan terus membantu suksesnya kerja sama university-to-university dengan menjembatani komunikasi antara kedua kampus. Dubes juga menyambut baik MoU yang telah ditandatangani kedua rektor dan berharap akan lebih banyak lagi mahasiswa dari Senegal khususnya ISM yang belajar ke Indonesia baik melalui skema UB-ISM maupun beasiswa Darmasiswa dan KNB.

Dubes Mansyur juga menyampaikan kendala Bahasa yang seringkali dialami oleh mahasiswa Senegal dalam mengisi aplikasi online Beasiswa Darmasiswa dan KNB. Diharapkan dengan adanya skema UB-ISM akan memudahkan KBRI dalam menjaring mahasiswa-mahasiswa unggulan dari Senegal dengan komunikasi Bahasa Inggris yang memadai.

Baca juga  Berakar dari tradisi, Jalur hijau Tiongkok Menuju Masa Depan Yang Rendah Karbon

Sementara itu, Prof. Ifar Subagiyo mengatakan bahwa UB telah menyiapkan seorang pengajar Bahasa untuk ISM. “Kedatangan kami ke ISM, salah satunya adalah untuk mendapatkan konfirmasi dari ISM mengenai waktu pengajaran dan perihal administrasi.”

“Untuk langkah selanjutnya, kita perlu cocokkan sistem kredit antara kedua kampus untuk realisasi exchange program.”

“Pada tahun ini UB juga akan menawarkan tiga slot beasiswa untuk ISM dalam program Master dan Ph.D. UB akan bebaskan biaya kuliah dan berikan tunjangan bulanan dan rumah.”

Dalam kesempatan tersebut, dengan disaksikan oleh Dubes Mansyur, UB menyerahkan naskah asli MoU yang telah ditandatangani oleh kedua Rektor.

Gambia Lebih Gesit

Selain berkunjung ke Senegal, UB juga melawat ke Gambia untuk bertemu Rektor University of The Gambia (UTG) sekaligus menghadiri undangan the 10th Convocation Ceremony of University of The Gambia.

Dalam acara Convocation yang dihadiri oleh Presiden Gambia, Adama Barrow, Rektor UTG (Vice-Chancellor), Prof. Faqir Muhammed Anjum, dalam pidatonya menyebutkan kontribusi dan komitmen yang telah dipersembahkan oleh UB bagi Gambia.

Baca juga  Core Hotels Meresmikan Pembukaan CoreHotel Premier Senggigi

Selanjutnya, dalam pertemuan dengan Rektor UTG di kampus UTG (16/01), kedua kampus membahas mengenai perluasan kerja sama di bidang pertanian, salah satunya pengelolaan air dan budidaya tanaman.

Rektor UTG sangat optimis kedua pihak dapat mengeksplor lebih jauh bidang kerja sama lainnya terutama di bidang pertanian karena Pemerintah Gambia sedang membangun kompleks kampus baru untuk UTG di Faraba.

“Kerja sama antara kedua kampus terbilang cukup cepat, meski baru bertemu April tahun lalu, UB sudah menerima 5 mahasiswa dari UTG, 3 melalui skema kerja sama UB-UTG dan 2 lainnya melalui beasiswa Islamic Development Bank (IDB). Tidak hanya itu, ada dua mahasiswa lainnya yang mendaftar ke UB dengan biaya sendiri. Dampak kerja sama ini sangat terasa di Gambia,” ujar Dubes Mansyur.

Pada bulan April mendatang Rektor UTG berencana berkunjung ke UB untuk mempersiapkan rencana pelatihan untuk staf UTG pada bulan Juni-Juli di Malang.