Indonesia Bergerak Menuju Bangunan Pintar & Hemat Energi

JAKARTA, 8 Mei 2018 – The Building Energy Management Systems (BEMS) pasar di Asia Tenggara direncanakan akan berkembang pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 12,2% hingga 2020, menurut Frost & Sullivan. Pada generasi mendatang Solusi IT seperti komputasi awan (cloud) dan Internet of Things (IoT) memungkinkan penerapan kelas baru BEMS yang menawarkan kenyamanan dan kinerja energi yang optimal di bangunan-bangunan baru dan bangunan yang sudah ada.

Karena kombinasi dukungan kebijakan, manfaat pajak, program pendidikan dan kesadaran, smart building dan green building di Indonesia diperkirakan mencapai 20-25% pada tahun 2025. Sebagian besar pelaku pasar, bahkan dari yang berada di luar industri bangunan dan otomasi, oleh karena itu sudah mulai memperkenalkan platform dan layanan BEMS berbasis cloud.

Baca juga  Investree berpartisipasi dalam acara Indonesia Development Forum Ke-3 yang diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas

Menghadirkan kebutuhan yang berkembang di smart industrial, komersial dan bangunan perumahan, pada tanggal 19 – 21 September 2018 di JIExpo Kemayoran, Building Systems & Automation Indonesia dan Elenex Indonesia pertama kali diselenggarakan yang akan mencakup perkembangan industri ruang dan bangunan, dari cara-cara cerdas menggunakan listrik, jaringan cerdas, dan pengukuran, solusi efisiensi energi, inovasi pencahayaan, sistem bangunan dan otomatisasi, sensor pintar dan sistem keamanan, dan yang terbaru dalam efisiensi REVAC dan lift. Pameran Building Systems & Automation Indonesia dan Elenex Indonesia akan dilengkapi dengan konten yang disediakan oleh asosiasi, pemain industri utama, dalam seminar, konferensi dan panel yang fokus yang dapat ditindaklanjuti.

Baca juga  Performa dan Kecepatan Tinggi Kapan Saja, Di Mana Saja dengan Mouse Ringkas Paling Canggih dari Logitech

Titik fokus khusus pada efisiensi energi dalam bangunan dapat ditemukan di Building Systems & Automation Indonesia, dengan fakta yang mengatakan bangunan mengkonsumsi energi primer di suatu negara lebih dari 40%. Dan penggunaan energi ini akan semakin meningkat mengingat rencana konstruksi baru yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan permintaan yang meningkat untuk pendinginan iklim yang panas dan lembab di Indonesia.