Ini Penjelasan Kemenkes Soal Santri yang Sakit Pasca ORI

Jakarta, 13 Februari 2018 – Menyusul adanya berita santri pondok pesantren Al Falah dan MTs Ponpes Mubtadiin Kadur di Pamekasan, Jawa Timur yang sakit usai ORI difteri, Dinkes Prov. Jatim melaporkan bahwa sakit tersebut tidak ada hubungan dengan imunisasi difteri.

Kejadian yang terjadi adalah reaksi ketakutan dari para santriwati setelah divaksinasi Td dan kondisi santriwati yang belum makan pagi maupun setelah diimunisasi.

”Kami tegaskan bahwa kejadian Ikutan Pasca Imunisai (KIPI) yang terjadi ini tidak ada hubungannya dengan vaksin. Kami imbau, sebelum dan sesudah imunisasi para santri jangan lupa makan. Tidak perlu cemas atau takut. Usahakan tenang. Jangan lupa berdoa sebelum disuntik, ya,” jelas Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Oscar Primadi.

Baca juga  Menko Polhukam: Persatuan Mahal dan Penting Bagi Kehidupan Berbangsa

Puskemas Kadur pada Sabtu tanggal 10 Februari 2018 sesuai jadwal yang sudah disepakati melakukan ORI Difteri di MA Al Falah Ponpes Al Falah dan MTs Ponpes Mubtadiin Kadur. Jumlah santri yang divaksinasi sebanyak 501 dari sasarannya 603. Vaksin Td yang dipakai sebanyak 58 vial.

Berdasarkan pemantauan Dinkes Prov. Jatim, kondisi vaksin tidak ada yang kadaluarsa dan suhu lemari es sesuai standar yaitu 2-8 derajat celcius.

Sebelumnya, di desa Kadur telah dilakukan sosialisasi ORI difteri sebanyak 2 kali, yaitu pada 29 Januari 2018 dan 31 Januari 2018.

Saat ini sejumlah santri yang mengeluh sakit dan dirawat di RSUD maupun di Puskesmas, sudah pulang setelah diberikan layanan pengobatan simptomatis.

Baca juga  Huawei Memperkuat Perannya sebagai Perusahaan Terkemuka dalam Implementasi Keselamatan Kerja di Indonesia

Sementara itu, ORI di Desa Kadur akan dijadwalkan kembali. Kemarin Dinas Kesehatan sudah melakukan sosialisasi tambahan kepada masyarakat umum, wali santri, pengelola ponpes di desa Kadur. Sementara monitoring tetap dilakukan kepada pasien yang masih dirawat.