Selain Industri Farmasi, RI Incar Investasi India di Tiga Sektor

Indonesia dan India terus berupaya meningkatkan kerja sama ekonomi yang komprehensif, khususnya melalui peningkatan investasi di sektor industri. Terlebih lagi, hubungan bilateral yang telah berjalan lebih dari 60 tahun ini semakin kuat melalui kemitraan strategis.

“India merupakan mitra yang penting bagi Indonesia. Bapak Presiden Jokowi sudah mengunjungi India pada tahun 2016. Kedua negara juga  memiliki visi yang sama untuk membangun industri yang berdaya saing global,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Perayaan Hari Republik India Ke-69 di Jakarta, Rabu (31/1) malam.

Guna menindaklanjuti kunjungan kerja Presiden Jokowi tersebut, Airlangga menyampakan, dirinya bersama Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita melakukan audiensi dengan Menteri Perindustrian dan Perdagangan India, Nirmala Sitharaman pada Desember 2016.

“Dari hasil pertemuan itu, kami mengharapkan industri India bisa lebih agresif dalam berinvestasi di Indonesia, terutama di sektor baja, mesin tekstil dan otomotif,” ungkap Menperin. Selain ketiga sektor tersebut, India berminat menanamkan modalnya di Indonesia untuk sektor industri bahan farmasi.

Baca juga  Peduli Sulteng, Kemenperin Salurkan 6.225 Paket Bantuan

Untuk itu, lanjut Airlangga, pemerintah India diharapkan dapat mengirimkan kelompok kerja untuk membantu memetakan kebutuhan industri farmasi di Indonesia. ”Kami juga mendorong adanya pertukaran expert dan penguatan pelatihan vokasi antara Indonesia dengan India khususnya di industri farmasi,” tuturnya.

Menurut Menperin, perdagangan Indonesia-India pada tahun 2017 tumbuh mencapai 43 persen jika dibandingkan2016. ”Kami berharap, angka tersebut akan terus meningkat di tahun-tahun ke depan. Dan, kami meyakinimasih banyak potensi perdagangan dan investasi yang bisa dieksplorasi oleh kedua negara,” jelasnya.

Dalam upaya meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan, kedua negara perlu memberikan fasilitas dan akses kemudahan bagi perdagangan dan akses pasar. “Hal ini untuk meningkatkan volume perdangangan bilateral dan mengejar keseimbangan neraca perdagangan,” lanjut Menperin.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai total perdagangan bilateral kedua negara pada tahun 2016 mencapai USD 12,9 miliar. Neraca perdagangan Indonesia-India pada tahun 2016 surplus bagi Indonesia sebesar USD 7,2 miliar.

Ekspor Indonesia ke India pada periode Januari-Juni 2017 tercatat sebesar USD 6,9 miliar atau naik 51,22% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD 4,5 miliar. Komoditas ekspor andalan Indonesia ke India antara lain adalah minyak kelapa sawit serta turunannya, batubara, bijih tembaga, dan karet alam.

Sementara itu, pada Januari-September 2016, investasi India ke Indonesia berada pada posisi ke-25 dengan nilai realisasi mencapai USD37,76 juta pada 335 proyek.Jumlah ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 dengan realisasi investasi mencapai USD33,2 jutapada 145 proyek.